Assalamualaikum, selamat datang di Apriani Blog's

Senin, 24 Juni 2013

Prosedur Resisutasi



PEMBAHASAN

RESISUTASI MATERNAL

   1.     PENGERTIAN RESISUTASI MATERNAL

Resisutasi adalah upaya penyediaan oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat.Tindakan resisutasi merupakan upaya untuk menyelamatkan hidup.

   2.    KEGAWATDARURATAN MATERNAL

Diseluruh dunia satu wanita meninggal setiap menit akibat komplikasi kehamilan. Di negara berkembang, kematian maternal memang jarang terjadi, namun diperkirakan sekitar 2/3 pelayanan maternal diberikan dengan layanan substandard. Prinsip penanganan harus cepat dan tepat serta harus dilakukan dengan segara. 

Hentu Jantung Maternal
·         Resiko kematian aksedintal masih tidak bergantung apakah seseorang hamil atau tidak.
·         Kecelakaan jalan raya tetap merupakan penyebab umum kematian maternal dan sebagai penyebab paling umum untuk seksaria peri/post materm.
·         Kematian maternal dari penyebab lain termasuk sepsis dan anastesia secara bermakna telah menurun.

·         Penanganan henti jantung maternal ditentukan oleh perlunya penanganan penyebab yang mendasarinya pemberian dukungan hidup dasar efektif didukung oleh oksigen suplemen dan epinefrin juga tindakan segera seksaria emerjensi (bila perlu).

Yang termasuk perdarahan Obstetrik :
  1.     Perdarahan obstetrik
  2.    Eklampsia
  3.    Retensio plasenta
  4.    Inversio uteri
  5.    Ruptura uteri

  3.    PRINSIP PENATALAKSANAAN

Antisipasi dan kesiapsiagaan adalah hal yang amat penting. Peralatan medis untuk menghadapi kegawatdaruratan harus siap pakai dan semua staf dapat mengoperasionalkan dengan baik dan benar.

Yang perlu di ingat :
1.     Pada kasus obstetri ada 2 jiwa yang harus diselamatkan yaitu ibu dan anak.
2.    Dalam situasi kegawatdaruratan hitungan detik sangat berharga
3.    Kepanikan bukan jawaban yang baik.

4.   PROSEDUR RESISUTASI
Perubahan anatomi dan fisiologi sehubungan dengan kehamilan membuat resisutasi menjadi lebih sulit, sehingga memerlukan beberapa perubahan untuk melaksanakan prosedur resisutasi (American Heart Association et al.,2000)

Faktor yang mempengaruhi resisutasi maternal

1)    Intubasi kulit
·         Dentasi penuh
·         Dada besar
·         Rangka toraks naik/rangka rusuk melkebar
·         Edema/obesitas lebar
·         Edema supraglotis

2)   Kompresi dada sulit
·         Posisi miring kekiri (untuk menghindari kompresi vena kava inferior)
·         Rangka rusuk melebar
·         Diafragma naik

3)   Respirasi
·         Peningkatan kebutuhan volume tidal
·         Peningkatan permintaan oksigen
·         Komplians dada menurun
·         Kapasitas residual fungsional menurun

4)   Kardiovaskuler
·         Sfingter gastroesofagus tidak kompeten
·         Tekanan intagastrik meningkat
·         Risiko regurgitasi meningkat

5.    PEMERIKSAAN PRIMER
Prinsip pemeriksaan primer adalh bantuan napas dan bantuan sirkulasi. Untuk dapat mengingat dengan mudah tindakan survei primer dirumuskan dengan  abjad A , B, C yaitu :

ž    A = airway ( jalan napas )
ž    B = breathing ( bantuan napas)
ž    C = circulation ( bantuan sirkulasi )
                                       
    1)    Airway ( jalan napas )
Jalan napas pasien harus di buka dengan manuver begitu selesai diperiksa adanya benda asing. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya sumbatan jalan napas oleh benda asing.

    2)   Bantuan napas ( pernapasan )
Jika pasien tidak bernapas, bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke stoma. Tidak bergantung pada alat yang dipilih untuk menyampaikan ventilasi suplemen yang terpenting adalah napas diberikan lambat untuk mengurangi risiko distensi lambung

Ventilasi
Alat
Kelebihan
Kekurangan
Komentar
Mulut ke mulut
·         Mudah dipelajari
·         Kerapian alat baik ( tidak bocor )
·         Secara social kurang menyenangkan
·         Sulit memberikan tambahan oksigen
Masih merupakan prioritas keterampilan yang harus dipelajari namun di rumah sakit harus tersedia alat jalan napas dasar
Masker saku
·         Mudah dipelajari
·         Kedap bagus
·         Dapat digunakan satu orang
·         Beberapa tipe memiliki jalur O2
·         Masih memerlukan latihan untuk menggunakan secara efektif
·         Maksimum O2 50% (pada 10-15 lpm)
Masih merupakan alat respons pertama uang ideal karena mudah dan efektif digunakan ideal untuk penggunaan bidan komunitas
Alat BMV

·         Dapat memberikan O2 aliran tinggi
·         Kurang melelahkan bagi penyelamat
·         Sulit digunakan dan sering mengakibatkan kurang ventilasi
·         Jelas jarang tersedia di tempat tidur
Masih merupakan alat bagi staf anestesi atau bidan dengan satu bidan mengencangkan masker ke wajah dengan dua tangan dan bidan kedua memeras kantung dengan perlahan



   3)   Bantuan Sirkulasi
Terdiri dari 2 tahapan :
   1.     Memastikan ada tidak nya denyut jantung korban / pasien.
   2.    Memberikan bantuan sirkulasi
Jika dipastikan tidak ada denyut jantung, selanjutnya dapat diberikan bantuan sirkulasi atau yang disebut dengan kompresi jantung luar.

Kompresi jantung dilakukan dengan rasio 15 kompresi tiap dua napas pada dewasa tanpa intubasi. Begitu pasien di intubasi, maka ventilasi dan kompresi jantung dilakukan secara kontiniu dengan maksimal 12 napas per menit.

6.    PEMERIKSAAN SEKUNDER
1)    Posisi Miring Ke Kiri /Baji
Untuk meminimalkan efek kompresi aorto-kaval, posisi baji ataumiring ke kiri harus dilakukan pada semua wanita hamil yang sakit kritis. Bisa dicapai dengan baji yang dirancang khusus, menggunakan kursi yang terbalik (bila pasien berbaring di lantai) atau menggunakan pendekatan baji manusia.
Prinsip utama adalah :   
Ø  Pasien diposisikan miring ke lateral 300.
Ø   Yakinkan baji tidak bisa kempes selam kompresi jantung.
Ø  Teknik harusnya hanya memerlukan pelatihan dan gerakan pasien minimal.

2)   Dukungan Hidup Lanjut
Tim resisutasi biasanya mengkoordinasikan dukungan hidup lanjut. Prinsip dukungan hidup lanjut masih tetap sama tanpa memperhatikan apakah pasien hamil dengan satu perubahan bermakna, seksio sesaria peri/post materm.

3)   Manajemen Jalan Napas lanjut
Perlindungan jalan napas selama henti jantung adalah yang paling penting untuk menurunkan risiko aspirasi paru. Kesulitan sehubungan dengan intubasi wanita hamil mengharuskan pemasangan intubasi berpengalaman/terampil dan peralatann untuk gagal intubasi selalu tersedia.

4)   Defibrilasi
Defibrilasi segera untuk mengatasi fibrilasi ventrikel (VF), takikardia ventrikel (VT) tetap vital, karena tidak ada intervensi lain yang bisa berhasil mengembalikan irama  jantung normal. Risiko bayi yang belum dilahirkan sangat rendah dan bisa dipertimbangkan berdasar manfaat bagi ibu.

5)   Obat-Obat Resisutasi
Seperti pada bayi baru lahir, obat-obat resisutasi masih tetap oksigen meskipun obat lain bisa juga digunakan seperti epinefrin, untuk mendukung sirkulasi maternal dan bayi baru lahir selama resisutasi kardiopulmoner.
    Obat-Obat Resisutasi
Obat
Dosis /rute
Rasional
Frekuensi
Epinefrin (obat resisutasi utama dan dahulu dikenal sebagai adrenalin)
1 mg , 1:10.000 IV atau melalui selang EGT (dosis digandakan)
Untuk memperbaiki
Otak dan arteria
koronaria
1 mg tiap 3 menit
Atropin
3 mg IV atau via
Slang WT(dosis diganda kan)
Meningkatkan denyut jantung dengan menghambat  system setelah defibrilasi saraf parasimpasis
Hanya sekali
Amiodaron
300 mg IV bolus dengan  tambahan 150 mg lagi bila perlu
Meningkat kan reversal fibrilasi ventrikel (FV)/taki-kardi a ventrikel (TV)
Rekomendasi  baru untuk FV/TV resisten
Kalsium klorida
10 ml /10% larutan IV saja
Melindungi jantung dari hiprlemia atau operdosiss magnesium
Sampai kompleks QRS menyempit
Natrium bikarbonat
1 mmol/kg (1 ml /kg  8,45%) khusus na  50 bolus IV 8,4 %
Penanganan  asidosis pada pasien  yang diintubasi selama henti jantung lama ,penanganan hipr kelemia dan untuk menangani over dosis anti depresan  trisiklik
Tergantung situasi klinis

6)   Seksio sesaria darurat
Seksio sesaria darurat secara langsung berhubungan dengan keberhasilan resisutasi ibu dan anak, oleh karenanya menjadi bagian integral resisutasi maternal. Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menunda proses emergensi. Ibu yang mengalami henti jantung harus segera dimasukkan ke ruang pembedahan karena tindakan ini akan mempengaruhi pelaksanaan dukungan hidup dasar. Peralatan yang tepat harus disertakan dengan ibu.





RANGKUMAN
Bagi bidan sebaiknya memiliki kemampuan resisutasi yang aman baik untuk ibu maupun bayi, maka kombinasi pelatihan, keterampilan klinis dan kemampuan mengidentifikasi ibu/bayi yang berisiko adalah prioritas.
1)    Resisutasi maternal
·         Kejadian jarang akibat komplikasi kehamilan.
·         Seksio sesaria darurat membantu resisutasi dan dapat menyelamatkan bayi.
·         Pemberian posisi gunakan baji untuk membuat miring ke samping.

2)   Jalan napas
·         Kepala tengadah-rahang ekstensi
3)   Pernapasan
·         Oksigen diberikan perlahan dan efektif
4)   Sirkulasi
·         Kompresi jantung dengan rasio 15:2

RESISUTASI MATERNAL

Henti jantung
Pukulan prekordial
Sesuai kebutuhan
Algoritma dukungan hidup dasar
Sesuai kenutuhan
                                                                    
Pasangkan defibrillator/monitor
Kaji irama

+/- periksa nadi
                                                                                    
Selama RJP
Koreksi penyebab reversible
Jika belum :
-Periksa elektrolit, posisi pedal dan kontak
-Coba/pastikan : jalan napas dan O2 akses vena
-Berikan epinefrin tiap 3 menit
-Pertimbangkan : amiodaron atropine/pacing bufer

Potensi penyebab reversible :
·         Hipoksia
·         Hipovolmia
·         Hiper/hipokalemia dan gangguan metabolic
·         Hipotermia
·         Tension pneumotoraks
·         Tamponade
·         Gangguan toksik/terapeutik
·         Tromboemboli dan obstruksi mekanis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar