Assalamualaikum, selamat datang di Apriani Blog's

Senin, 24 Juni 2013

MEMECAHKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ETIKOLEGAL DALAM ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL



MEMECAHKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ETIKOLEGAL DALAM ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

   1.   Paradigma Tentang Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat kemungkinan akan mengalami kehamilan.

Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan banyak terjadi perubahan pada ibu hamil baik perubahan fisik maupun perubahan psikis. Oleh karena itu ibu hamil harus beradaptasi, Apabila seorang ibu hamil memandang bahwa kehamilannya adalah suatu keadaan yang membebani kehidupannya maka ia akan sulit beradaptasi terhadap perubahan fisik maupun psikisnya.

Untuk mengantisipasi supaya dampak-dampak negative seperti yang dipaprkan diatas tidak terjadi terlalul berat pada ibu, dan untuk mengantisipasi supaya persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma yang terlalu berat, baik terhadap ibu maupun janin, ibu hamil diberi asuhan kehamilan. Dalam menjalankan proses asuhan terhadap ibu hamil, seorang bidan sewajarnya memiliki standar kemampuan yang bermanfaat sebagai tanggung jawab terhadap klien yang diberi asuhan.
 
    2.   Konseling Asuhan Kehamilan

A.    Aspek Pengetahuan
Konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk perubahan pada diri klien. Menurut Williamson (1961) dalam Latipun (2005) tujuan umum pelaksanaan konseling adalah membantu klien mencapai perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki. Secara lebih rinci dinyatakan menjadi tiga tujuan oleh Krumboltz, yaitu :
   1)  Mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
   2)  Membimbing klien belajar membuat keputusan.
   3)  Membimbing klien mencegah timbulnya masalah.

                                I.            Hak – hak wanita hamil :

*      Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat.
*      Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk / semua perempuan dan keluarga.
*      Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya.

                              II.            Langkah-langkah pelaksanaan konseling asuhan kehamilan :

     a.     Tahap Persiapan

*      Menyiapakn ruangan yang nyaman, tenang dan kondusif.
*      Menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan.
*      Menyiapkan alat tulis, catatan, kartu ibu sesuai dengan kebutuhan.


    b.     Tahap Pelaksanaan

*      Greet : menyapa klien dan keluarga (bila didampingi). Dengan memberi salam, mempersilahkan duduk  setelah itu memulai percakapan untuk menciptakan suasana yang akrab dan saling percaya.
*      Ask : menanyakan secara rinci kepada ibu tentang masalah kehamilan yang sedang dihadapi. Selama proses pembicaraan bidan hendaknya memelihara supaya hubungan dengan ibu tetap berlangsung secara kondusif dengan cara memperhatikan kontak mata, menjaga kerahasiaan ibu, tidak menyinggung perasaan ibu dan menjadi pendengar yang baik.
*      Tell : memberi informasi kepada ibu tentang cara /metode yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah kehamilan yang sedang dihadapi.
*      Help : membantu ibu memilih cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi.
*      Explain : menjelaskan secara rinci tehknik pelaksanaan cara yang dipilih untuk pemecahan masalah dan disepakati dengan ibu / suami.
*      Return : membuat kesepakatan dengan ibu untuk pertemuan berikutnya / kunjungan ulang untuk mengevaluasi keberhasilan cara pemecahan masalah yang telah dilaksanakan.
*      Refer : bila diperlukan tindakan kolaborasi / rujukan ke tenaga yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan / kondisi ibu.


                            III.            Pendekatan Pada Pelaksanaan Konseling
*      Pendekatan direktif
Tujuan konseling adalah membantu klien untuk mengganti tingkah lakunya yang tidak sesuai.
*      Pendekatan non-direktif
Tujuan konseling adalah memberi kesempatan kepada klien secara bebas mengekspresikan dan merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi.
*      Pendekatan elektik
Tujuan konseling membantu klien memahami permasalahan yang dihadapi, menyusun rencana tindakan pemecahan maslah yang dihadapi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.


                           IV.            Masalah yang Memerlukan Konseling Ibu Hamil
Beberapa masalah ibu hamil yang membutuhkan konseling :
*      Penerimaan / tanggapan ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.
*      Ketidakmampuan ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik akibat kehamilannya.
*      Kemampuan yang kurang memadai dalam mengantisipasi tanda bahaya penyakit yang menyertai kehamilan karena masalah social ekonomi / pemgetahuan.
*      Dukungan keluarga yang tidak optimal.
*      Pemilihan tempat / penolong persalinan.
*      Persalinan tindakan.
                                                                                                     
Contoh kasus :
1.   Seorang ibu hamil berdasarkan hasil pemeriksaan USG hamil kembar, tetapi ibu tidak menerima bahwa dirinya hamil kembar.
2.   Seorang ibu hamil yang tidak bisa mengambil keputusan apakah harus bersalin ditolong bidan atau dukun, kerena mertuanya menyarankan bersalin supaya ditolong dukun.
3.   Seorang ibu hamil yang mengalami anemia berat / pre-eklamsi, ibu memandang hal itu sebagai bawaan bayi dan tidak membahayakan kehamilannya sehingga tidak perlu penanganan yang khusus.
4.   Ibu hamil menolak kehamilannya kerena hamil akibat kegagalan penggunaan alat kontrasepsi.
5.   Ibu hamil ingin mengugurkan kehamilannya karena suaminya belum siap dengan penghasilan untuk membiayai perawatan kehamilan dan persalinannya.
6.   Ibu hamil di luar nikah yang tidak disetujui.


B.    Aspek Keterampilan
keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan untuk melaksanakan konseling adalah :
1.   Tehknik membuka pembicaraan
2.   Tehknik menerima sasaran apa adanya
3.   Tehknik mengulang pembicaraan
4.   Tehknik memantulkan perasaan
5.   Tehknik bertanya dengan pertanyaan terbuka
6.   Tehknik mendukung pertanyaan
7.   Tehknik mengakhiri pembicaraan




C.    Aspek Sikap
Sikap yang harus dikembangkan oleh bidan dalam melaksanakan konseling :
1.   Ramah, sopan dan wajar
2.   Mudah menyesuaikan diri dan menerima orang lain
3.   Bisa memahami dan merasakan perasaan orang lain (empati)
4.   Hangat, semangat, selalu ceria dan bergairah
5.   Sabar dan rendah hati
6.   Jujur, lembut, peka dan bijaksana





 
Referensi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar