PEMBAHASAN
RESISUTASI
MATERNAL
1.
PENGERTIAN
RESISUTASI MATERNAL
Resisutasi adalah upaya penyediaan
oksigen ke otak, jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan
yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekuat.Tindakan
resisutasi merupakan upaya untuk menyelamatkan hidup.
2.
KEGAWATDARURATAN
MATERNAL
Diseluruh dunia satu wanita meninggal
setiap menit akibat komplikasi kehamilan. Di negara berkembang, kematian
maternal memang jarang terjadi, namun diperkirakan sekitar 2/3 pelayanan
maternal diberikan dengan layanan substandard. Prinsip penanganan harus cepat
dan tepat serta harus dilakukan dengan segara.
Hentu
Jantung Maternal
·
Resiko
kematian aksedintal masih tidak bergantung apakah seseorang hamil atau tidak.
·
Kecelakaan
jalan raya tetap merupakan penyebab umum kematian maternal dan sebagai penyebab
paling umum untuk seksaria peri/post materm.
·
Kematian
maternal dari penyebab lain termasuk sepsis dan anastesia secara bermakna telah
menurun.
·
Penanganan
henti jantung maternal ditentukan oleh perlunya penanganan penyebab yang
mendasarinya pemberian dukungan hidup dasar efektif didukung oleh oksigen
suplemen dan epinefrin juga tindakan segera seksaria emerjensi (bila perlu).
Yang termasuk perdarahan Obstetrik :
1.
Perdarahan
obstetrik
2.
Eklampsia
3.
Retensio
plasenta
4.
Inversio
uteri
5.
Ruptura
uteri
3.
PRINSIP
PENATALAKSANAAN
Antisipasi dan kesiapsiagaan adalah hal
yang amat penting. Peralatan medis untuk menghadapi kegawatdaruratan harus siap
pakai dan semua staf dapat mengoperasionalkan dengan baik dan benar.
Yang perlu di ingat :
1. Pada kasus obstetri ada 2 jiwa yang
harus diselamatkan yaitu ibu dan anak.
2. Dalam situasi kegawatdaruratan hitungan
detik sangat berharga
3. Kepanikan bukan jawaban yang baik.
4.
PROSEDUR
RESISUTASI
Perubahan anatomi dan fisiologi
sehubungan dengan kehamilan membuat resisutasi menjadi lebih sulit, sehingga
memerlukan beberapa perubahan untuk melaksanakan prosedur resisutasi (American
Heart Association et al.,2000)
Faktor yang mempengaruhi resisutasi
maternal
1)
Intubasi
kulit
·
Dentasi
penuh
·
Dada
besar
·
Rangka
toraks naik/rangka rusuk melkebar
·
Edema/obesitas
lebar
·
Edema
supraglotis
2)
Kompresi
dada sulit
·
Posisi
miring kekiri (untuk menghindari kompresi vena kava inferior)
·
Rangka
rusuk melebar
·
Diafragma
naik
3)
Respirasi
·
Peningkatan
kebutuhan volume tidal
·
Peningkatan
permintaan oksigen
·
Komplians
dada menurun
·
Kapasitas
residual fungsional menurun
4)
Kardiovaskuler
·
Sfingter
gastroesofagus tidak kompeten
·
Tekanan
intagastrik meningkat
·
Risiko
regurgitasi meningkat
5. PEMERIKSAAN PRIMER
Prinsip
pemeriksaan primer adalh bantuan napas dan bantuan sirkulasi. Untuk dapat
mengingat dengan mudah tindakan survei primer dirumuskan dengan abjad A , B, C yaitu :
A = airway ( jalan napas )
B = breathing ( bantuan napas)
C = circulation ( bantuan sirkulasi )
1)
Airway
( jalan napas )
Jalan napas pasien harus di buka dengan
manuver begitu selesai diperiksa adanya benda asing. Tindakan ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidak nya sumbatan jalan napas oleh benda asing.
2)
Bantuan
napas ( pernapasan )
Jika pasien tidak bernapas, bantuan
napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut, mulut ke hidung atau mulut ke
stoma. Tidak bergantung pada alat yang dipilih untuk menyampaikan ventilasi
suplemen yang terpenting adalah napas diberikan lambat untuk mengurangi risiko
distensi lambung
Ventilasi
Alat
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Komentar
|
Mulut
ke mulut
|
·
Mudah
dipelajari
·
Kerapian
alat baik ( tidak bocor )
|
·
Secara
social kurang menyenangkan
·
Sulit
memberikan tambahan oksigen
|
Masih
merupakan prioritas keterampilan yang harus dipelajari namun di rumah sakit
harus tersedia alat jalan napas dasar
|
Masker
saku
|
·
Mudah
dipelajari
·
Kedap
bagus
·
Dapat
digunakan satu orang
·
Beberapa
tipe memiliki jalur O2
|
·
Masih
memerlukan latihan untuk menggunakan secara efektif
·
Maksimum
O2 50% (pada 10-15 lpm)
|
Masih
merupakan alat respons pertama uang ideal karena mudah dan efektif digunakan
ideal untuk penggunaan bidan komunitas
|
Alat
BMV
|
·
Dapat
memberikan O2 aliran tinggi
·
Kurang
melelahkan bagi penyelamat
|
·
Sulit
digunakan dan sering mengakibatkan kurang ventilasi
·
Jelas
jarang tersedia di tempat tidur
|
Masih
merupakan alat bagi staf anestesi atau bidan dengan satu bidan mengencangkan
masker ke wajah dengan dua tangan dan bidan kedua memeras kantung dengan perlahan
|
3)
Bantuan
Sirkulasi
Terdiri dari 2 tahapan :
1.
Memastikan
ada tidak nya denyut jantung korban / pasien.
2.
Memberikan
bantuan sirkulasi
Jika dipastikan tidak ada denyut
jantung, selanjutnya dapat diberikan bantuan sirkulasi atau yang disebut dengan
kompresi jantung luar.
Kompresi jantung dilakukan dengan rasio
15 kompresi tiap dua napas pada dewasa tanpa intubasi. Begitu pasien di
intubasi, maka ventilasi dan kompresi jantung dilakukan secara kontiniu dengan
maksimal 12 napas per menit.
6. PEMERIKSAAN SEKUNDER
1)
Posisi
Miring Ke Kiri /Baji
Untuk
meminimalkan efek kompresi aorto-kaval, posisi baji ataumiring ke kiri harus
dilakukan pada semua wanita hamil yang sakit kritis. Bisa dicapai dengan baji
yang dirancang khusus, menggunakan kursi yang terbalik (bila pasien berbaring
di lantai) atau menggunakan pendekatan baji manusia.
Prinsip utama adalah :
Ø Pasien diposisikan miring ke lateral 300.
Ø Yakinkan baji tidak bisa kempes selam kompresi
jantung.
Ø Teknik harusnya hanya memerlukan
pelatihan dan gerakan pasien minimal.
2)
Dukungan
Hidup Lanjut
Tim
resisutasi biasanya mengkoordinasikan dukungan hidup lanjut. Prinsip dukungan
hidup lanjut masih tetap sama tanpa memperhatikan apakah pasien hamil dengan
satu perubahan bermakna, seksio sesaria peri/post materm.
3)
Manajemen
Jalan Napas lanjut
Perlindungan
jalan napas selama henti jantung adalah yang paling penting untuk menurunkan
risiko aspirasi paru. Kesulitan sehubungan dengan intubasi wanita hamil
mengharuskan pemasangan intubasi berpengalaman/terampil dan peralatann untuk
gagal intubasi selalu tersedia.
4)
Defibrilasi
Defibrilasi
segera untuk mengatasi fibrilasi ventrikel (VF), takikardia ventrikel (VT)
tetap vital, karena tidak ada intervensi lain yang bisa berhasil mengembalikan
irama jantung normal. Risiko bayi yang
belum dilahirkan sangat rendah dan bisa dipertimbangkan berdasar manfaat bagi
ibu.
5)
Obat-Obat
Resisutasi
Seperti
pada bayi baru lahir, obat-obat resisutasi masih tetap oksigen meskipun obat
lain bisa juga digunakan seperti epinefrin, untuk mendukung sirkulasi maternal
dan bayi baru lahir selama resisutasi kardiopulmoner.
Obat-Obat Resisutasi
Obat
|
Dosis
/rute
|
Rasional
|
Frekuensi
|
Epinefrin
(obat resisutasi utama dan dahulu dikenal sebagai adrenalin)
|
1
mg , 1:10.000 IV atau melalui selang EGT (dosis digandakan)
|
Untuk
memperbaiki
Otak
dan arteria
koronaria
|
1
mg tiap 3 menit
|
Atropin
|
3
mg IV atau via
Slang
WT(dosis diganda kan)
|
Meningkatkan
denyut jantung dengan menghambat
system setelah defibrilasi saraf parasimpasis
|
Hanya
sekali
|
Amiodaron
|
300
mg IV bolus dengan tambahan 150 mg
lagi bila perlu
|
Meningkat
kan reversal fibrilasi ventrikel (FV)/taki-kardi a ventrikel (TV)
|
Rekomendasi baru untuk FV/TV resisten
|
Kalsium
klorida
|
10
ml /10% larutan IV saja
|
Melindungi
jantung dari hiprlemia atau operdosiss magnesium
|
Sampai
kompleks QRS menyempit
|
Natrium
bikarbonat
|
1
mmol/kg (1 ml /kg 8,45%) khusus
na 50 bolus IV 8,4 %
|
Penanganan
asidosis pada pasien yang diintubasi selama henti jantung lama
,penanganan hipr kelemia dan untuk menangani over dosis anti depresan trisiklik
|
Tergantung
situasi klinis
|
6)
Seksio
sesaria darurat
Seksio
sesaria darurat secara langsung berhubungan dengan keberhasilan resisutasi ibu
dan anak, oleh karenanya menjadi bagian integral resisutasi maternal. Oleh
karena itu, sangat penting untuk tidak menunda proses emergensi. Ibu yang
mengalami henti jantung harus segera dimasukkan ke ruang pembedahan karena tindakan
ini akan mempengaruhi pelaksanaan dukungan hidup dasar. Peralatan yang tepat
harus disertakan dengan ibu.
RANGKUMAN
Bagi
bidan sebaiknya memiliki kemampuan resisutasi yang aman baik untuk ibu maupun
bayi, maka kombinasi pelatihan, keterampilan klinis dan kemampuan
mengidentifikasi ibu/bayi yang berisiko adalah prioritas.
1)
Resisutasi
maternal
·
Kejadian
jarang akibat komplikasi kehamilan.
·
Seksio
sesaria darurat membantu resisutasi dan dapat menyelamatkan bayi.
·
Pemberian
posisi gunakan baji untuk membuat miring ke samping.
2)
Jalan
napas
·
Kepala
tengadah-rahang ekstensi
3)
Pernapasan
·
Oksigen
diberikan perlahan dan efektif
4)
Sirkulasi
·
Kompresi
jantung dengan rasio 15:2
RESISUTASI MATERNAL
Pukulan prekordial
Sesuai kebutuhan
|
Algoritma dukungan
hidup dasar
Sesuai kenutuhan
|
Pasangkan
defibrillator/monitor
|
Selama RJP
Koreksi penyebab reversible
Jika
belum :
-Periksa
elektrolit, posisi pedal dan kontak
-Coba/pastikan
: jalan napas dan O2 akses vena
-Berikan
epinefrin tiap 3 menit
-Pertimbangkan
: amiodaron atropine/pacing bufer
|
Potensi penyebab reversible :
·
Hipoksia
·
Hipovolmia
·
Hiper/hipokalemia
dan gangguan metabolic
·
Hipotermia
·
Tension
pneumotoraks
·
Tamponade
·
Gangguan
toksik/terapeutik
·
Tromboemboli
dan obstruksi mekanis